ANIMALIA
A. Ciri Umum Animalia (Dunia Hewan)
Bila kita identifikasi, umumnya hewan memiliki karakter atau me-nunjukkan ciri sebagai berikut.
1.Hewan merupakan organisme eukariota, multiseluler, heterotrofik. Berbeda dengan nutrisi autotrofik pada tumbuhan, hewan memasukkan bahan organik yang sudah jadi, ke dalam tubuhnya dengan cara menelan (ingestion) atau memakan organisme lain, atau memakan bahan organik yang terurai.
2.Sel-sel hewan tidak memiliki dinding sel yang menyokong tubuh dengan kuat, seperti pada tumbuhan atau jamur. Komponen terbesar sel-sel hewan terdiri atas protein struktural kolagen.
3.Keunikan hewan yang lain adalah adanya dua jaringan yang bertanggung jawab atas penghantaran impuls dan pergerakan, Mengenal Dunia Hewan (Animalia) yaitu jaringan saraf dan jaringan otot sehingga dapat bergerak secara aktif.
4.Sebagian besar hewan bereproduksi secara seksual, dengan tahapan diploid yang mendominasi siklus hidupnya. Memang tidak mudah membuat definisi yang tepat untuk hewan. Hal ini disebabkan karena adanya banyak variasi sifat-sifat dunia hewan, selalu ada saja pengecualian dari sifat-sifat umum pada suatu kelompok hewan tertentu.
B. Keanekaragaman Animalia
1.Penggolongan Animalia Dalam sistem klasifikasi 5 kingdom,
Animalia (dunia hewan) digolongkan berdasarkan struktur tubuhnya. Ada empat ciri struktur tubuh yang menggambarkan perkembangan dunia hewan secara filogenetik , yaitu ada atau tidak adanya jaringan sejati, simetri tubuh (radial,diploblastik atau bilateral triploblastik), ada atau tidak adanya rongga tubuh (selom), dan tipe selom (selom dari kumpulan sel atau selom dari pipa saluran pencernaan).
2.Berbagai Filum pada Animalia
Hewan memiliki habitat kehidupan hampir pada semua lingkungan di bumi ini, ada yang hidup di lingkungan akuatik baik di air tawar maupun di lautan. Sebagian lagi beradaptasi pada kehidupan di darat. Arthropoda dan vertebrata merupakan filum yang memiliki keanekaragaman spesies paling besar yang beradaptasi pada berbagai lingkungan di daratan. Lebih dari sejuta spesies hewan yang hidup dan dikenali saat ini, mungkin pada masa mendatang bila diidentifikasi akan ditemukan banyak spesies-spesies baru. Para ahli sistematika akan menempatkan hewan-hewan tersebut dalam cara pengelompokkan menurut pandangan mereka dan perubahan pada objek yang diamati.
Animalia dibagi menjadi 9 filum :
1. Porifera
2. Coelenterata
3. Plathyhelminthes
4. Nemathelminthes kelompok cacing-cacingan
5. Annelida
6. Mollusca
7. Arthropoda
8. Echinodermata
9. Chordata (hewan bertulang)
Untuk mengenali karakteristik berbagai filum hewan, di bawah ini di bahas ciri-ciri umum tubuh, cara reproduksi, contoh dan peranannya bagi manusia secara ringkas mewakili filum-filum utama kingdom animalia.
a. Filum Porifera (Spons)
Diperkirakan terdapat ± 9000 spesies spons, sebagian besar hidup di laut, hanya sekitar 100 spesies yang hidup di air tawar.
Spons berukuran 1-2 cm, tubuhnya sederhana, mirip suatu kantung yang berpori atau berlubang (Porifera berarti mengandung pori). Spons tidak memiliki saraf atau otot, tetapi masing-masing sel dapat mengindera dan bereaksi terhadap perubahan lingkungan.
Pada bagian dalam rongga tengah tubuhnya dilapisi oleh koanosit berflagel. Koanosit ini berperan dalam pencernaan makanan. Gerakan flagel akan membangkitkan arus aliran air, dengan demikian makanan masuk dan koanosit memakannya secara fagositosis. Perhatikan struktur tubuh Porifera di bawah ini!
• Struktur Tubuh Porifera
Struktur tubuh porifera bersifat diploblastik atau memiliki 2 lapis sel, yaitu lapisan luar / ektoderm (yang disusun oleh sel-sel epidermis) dan lapisan dalam / endoderm disusun oleh sel-sel koanosit yang berflagel).Di antara kedua lapisan tersebut tedapat mesoglea.
Sebagian besar Porifera bersifat hermafrodit, yang berarti masing-masing oskulum partikel individu berfungsi sebagai jantan dan betina dalam reproduksi seksual dengan cara menghasilkan sperma dan sel telur. Pembuahan silang terjadi antara dua spons yang berdekatan. Pembuahan menghasilkan zigot, zigot berkembang menjadi larva berflagel yang kemudian menyebar dari induknya. Jika larva ini menempel pada substrat yang cocok maka akan tumbuh membentuk spons dewasa. Spons memiliki daya regenerasi yang besar. Dengan cara ini spons dapat menggantikan bagian-bagian tubuhnya yang hilang.
Macam-macam Sel Yang Terdapat Dalam Mesoglea :
1. Amoeboid → sel yang berfungsi untuk mengedarkan zat makanan
2. Skleroblas / spikula → sel yang berfungsi untuk membentuk rangka
3. Arkeosit → sel amoeboid embrional yang berfungsi untuk membentuk sel gamet
4. Porosit → sel yang berfungsi untuk membuka dan menutup pori-pori
Pada Tubuh Porifera terdapat sel atau bagian lain yang berperan penting, seperti :
1. Koanosit → merupakan sel leher yang berfungsi untuk proses pencernaan
2. Ostium → merupakan saluran tempat air masuk (mulut)
3. Oskulum → merupakan saluran tempat pengeluaran air
• Porifera Memiliki 3 Tipe Saluran Air :
1. Ascon
Merupakan tife paling sederhana, dimana air masuk melalui ostium menuju spongosoel dan keluar melalui oskulum.
Jalur : Ostium → Spongoseol / rongga tubuh → Oskulum
Ex : Leucosolenia sp
2. Sycon
Tife saluran pengeluaran air yang agak komplek
Jalur : air masuk → ostium → saluran inkuren → saluran radier → spongosoel → keluar melalui oskulum.
Ex : Scypha
3. Leucon / Rhagon
Merupakan tife saluran air yang paling komplek
Jalur : air masuk → ostium → rongga-rongga bulat yang saling berhubungan → keluar melalui oskulum
Ex : Spongila sp (kelas Demospongiae).
Berbagai spons memiliki rangka tubuh dari spikula yang tersusun atas bahan berbeda, yaitu sebagai berikut.
1. Calcarea, Hidup di pantai yang dangkal, bentuk tubuh sederhana, kerangka tubuh dari zat kapur/ CaCO3.
Ex : Leucosolenia sp, Sycon, Scypha, Clatharina, dan Grantia sp
2. Demospongia, Hidup di laut yang dalam, kerangka tubuh dari zat kersik/siliki (CaSiO3)
Ex : Hyalonema, Euplectella, pheronema
3. Hexactinellida, Hidup dilaut dan di air tawar, kerangka tubuh campuran, memiliki saluran air tife Leucon.
Ex : Euspongia, , Cliona, Tethya, Micrciona, Xestos, dan Spongila (hidup di air tawar)
b. Filum coelenterata (Hewan Berongga Usus)
Berasal dari kata Coilos (rongga) dan Enteron (usus)
• Ciri – ciri Coelenterata :
1. diploblastik
2. memiliki rongga usus (yang disebut gastrovaskuler)
3. bentuk tubuh simetris radial
4. belum memiliki anus
5. tidak memiliki sistem saraf pusat
6. sistem sarafnya berupa saraf diffus (sarafnya tersebar dengan bentuk jala)
7. habitat umumnya di laut, tapi ada pula yang di air tawar (ex : Hydra)
8. mulut dikelilingi tentakel yang dilengkapi dengan nematokis
9. reproduksi secara generatif dan vegetative
10. mengalami 2 bentuk hidup, yaitu fase Polip dan fase Medusa
Tentakel → sebagai alat keseimbangan gerak dan juga alat untuk menangkap mangsa.
Nematokis → alat penyengat untuk melumpuhkan mangsa dan juga berperan sebagai alat pertahanan
Fase polip → merupakan fase vegetatif/aseksual, yang hidupnya berkoloni, dengan menempel pada tempat hidupnya.
Fase medusa → merupakan fase generatif/aseksual, pada fase ini hewannya sudah dapat berenang bebas di air.
• Klasifikasi Coelenterata
Coelenterata dibagi menjadi 3 kelas :
1. Kelas Hydrozoa
hewan yang paling dikenal di kelas ini adalah Hydra, Obelia, Physalia
a. Hydra
Bentuk tubuh Hydra seperti polip, hidup di air tawar. Ukuran tubuh Hydra antara 10 mm – 30 mm. Makanannya berupa tumbuhan kecil dan Crustacea rendah. Bagian tubuh sebelah bawah tertutup membentuk kaki, gunanya untuk melekat pada obyek dan untuk bergerak. Pada ujung yang berlawanan terdapat mulut yang dikelilingi oleh hypostome dan di sekelilingnya terdapat 6 – 10 buah tentakel. Tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap makanan. Selanjutnya makanan dicernakan di dalam rongga gastrovaskuler.
Perkembangan Hydra terjadi secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual terjadi melalui pembentukan tunas/budding, kira-kira pada bagian samping tengah dinding tubuh Hydra. Tunas telah memiliki epidermis, mesoglea dan rongga gastrovaskuler. Tunas tersebut terus membesar dan akhirnya melepaskan diri dari tubuh induknya untuk menjadi individu baru.
Perkembangbiakan secara seksual terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula. Kemudian embrio ini akan berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat pada obyek di dasar perairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, inti kista pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru.
b. Obelia
Obelia hidup berkoloni di laut dangkal sebagai polip di batu karang atau berenang di air sebagai medusa. Polip pada Obelia dibedakan menjadi 2 jenis polip pada cabang-cabang yang tegak, yaitu :
a.Hydrant, yaitu polip yang bertugas mengambil dan mencernakan makanan.
b.Gonangium, yaitu polip yang bertugas melakukan perkembangbiakan aseksual, menghasilkan Obelia dalam bentuk medusa.
Bagaimana perkembangbiakan Obelia? Perkembangbiakan Obelia mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara keturunan seksual dengan keturunan aseksual.
Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan oleh gonangium. Pada gonangium terbentuk tunas, kemudian setelah matang tunas memisahkan diri dari induknya dan berkembang menjadi medusa muda yang dapat berenang bebas. Selanjutnya medusa muda berkembang menjadi medusa dewasa.
Perkembangbikan seksual terjadi pada medusa dewasa. Hewan Obelia mempunyai dua alat kelamin (hermaprodit). Medusa dewasa akan menghasilkan sel telur / ovum dan sperma. Pembuahan ovum oleh sperma terjadi di luar tubuh (eskternal) dan membentuk zigot. Zigot akan berkembang menjadi larva bersilia disebut planula. Pada tempat yang sesuai planula akan merekatkan diri menjadi polip muda, lalu polip dewasa., kemudian tumbuh menjadi hewan Obelia. Selanjutnya, Obelia memulai melakukan pembiakan aseksual dengan pembentukan tunas/budding, sehingga membentuk koloni Obelia yang baru.
Daur Hidup Obelia sp :
Spermatozoid + sel telur (fertilisasi) → zigot (morulla , Blastula, Gastrulla) → Planula / larva bersilia → polip muda → polip dewasa → medusa
2. Kelas Scyphozoa
Bentuk tubuh Scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga sering disebut ubur-ubur mangkuk. Contoh hewan kelas ini adalah Aurellia aurita, berupa medusa berukuran garis tengah 7 – 10 mm, dengan pinggiran berlekuk-lekuk 8 buah. Hewan ini banyak terdapat di sepanjang pantai.
Hasil pembuahan adalah zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia disebut planula. Planula akan berenang dan menempel pada tempat yang sesuai. Setelah menempel, silia dilepaskan dan planula tumbuh menjadi polip muda disebut skifistoma. Skifistoma kemudian membentuk tunas-tunas lateral sehingga Aurellia tampak seperti tumpukan piring dan disebut strobilasi. Kuncup dewasa paling atas akan melepaskan diri dan menjadi medusa muda disebut Efira. Selanjutnya efira berkembang menjadi medusa dewasa. Daur hidup Aurellia dapat diamati di bawah ini.
Daur Hidup Aurelia sp :
Spermatozoid + sel telur (fertilisasi) → zigot (morulla , Blastula, Gastrulla) → Planula / larva bersilia → Skifistoma (bentuk polip) → efira (medusa muda) → medusa dewasa
3. Kelas Anthozoa
Anthozoa berasal darikata Anthos = bunga, zoon = binatang. Anthozoa berarti hewan yang bentuknya seperti bunga atau hewan bunga.
Kelas Anthozoa meliputi Mawar Laut (Anemon Laut) dan Koral (Karang).
1.Mawar Laut (Anemon Laut)
Mawar laut menempel pada dasar perairan. Pada permukaan mulut Mawar Laut terdapat banyak tentakel berukuran pendek. Tentakel ini berfungsi untuk mencegah agar pasir dan kotoran lain tidak melekat sehingga Mawar Laut tetap bersih.
2.Koral (Karang)
Koral atau karang cara hidupnya berkoloni membentuk massa yang kaku dan kuat. Massa itu sebenarnya karang kapur yang dibentuk oleh generasi polip. Koral yang sudah mati, rangka kapurnya akan menjadi batu karang/terumbu. Ada tiga tipe batu karang, yaitu karang pantai, karang penghalang dan karang atol.
• Peranan / Manfaat Ceolenterata
1. Ubur-ubur dapat dimanfaatkan sebagai tepung, bahan kosmetik, dll
2. Anemon laut dapat membentuk taman laut yang dapat dijadikan objek wisata bawah laut
3. Kerangka Coelenterata dapat membentuk karang karang pantai / karang atol yang berperan untuk melindungi pantai dari abrasi
4. karang dapat dijadikan sebagai tempat persembunyian ikan dan tempat perkembangbiakkan ikan
c. Filum Platyhelminthes (cacing pipih)
• Ciri – ciri Platyhelmintes :
1. triploblastik (tubuh tersusun atas 3 lapis sel : ektoderm, mesoderm, dan endoderm)
2. tubuh pipih simetris bilateral
3. aselomata (tidak memiliki rongga tubuh)
4. epidermisnya bersilia dan dilapisi kutikula (lapisan lilin)
5. alat pencernaan belum sempurna, punya mulut tetapi anus tidak
6. sistem sarafnya berupa sepasang ganglion dengan saraf tepi
7. alat ekskresinya berupa sel api / selonosit
8. bersifat hermaprodit (dalam 1 individu terdapat 2 kelamin)
9. tidak memiliki sistem peredaran darah dan alat respirasi (proses respirasinya melalui kulit secara difusi
10. pembuahan secara internal
11. tidak bersegmen
• Klasifikasi Platyhelminthes
Platyhelminthes dibagi menjadi 3 kelas :
1. Kelas Turbelaria / Cacing Getar
Turbellaria atau cacing berbulu getar merupakan cacing yang hidup bebas. Contohnya adalah Planaria. Planaria adalah cacing yang hidup secara bebas di perairan. Cacing ini bisa dijadikan sebagai bioindikator terhadap kadar pencemaran di suatu perairan. Cacing ini suka hidup di perairan yang bersih atau belum tercemar. Planaria memiliki sistem pencernaan yang masih sederhana. Makanan akan ditangkap melalui tonjolan faring yang berada pada bagian tengah ventral tubuhnya. Makanan yang sudah ditangkap lalu dimasukkan dalam usus yang bercabang-cabang untuk dicerna. Hasil pencernaan makanan akan berdifusi ke seluruh jaringan tubuh, sementara itu sisa pencernaan akan dikeluarkan lewat mulut. Planaria merupakan cacing yang bersifat karnivora. Cacing ini memiliki alat pengeluaran atau ekskresi berupa sel api atau flame cell. Planaria bereproduksi secara seksual dengan peleburan sperma dan ovum. Planaria bersifat hermafrodit, namun demikian tidak pernah ada pembuahan sendiri karena matangnya sperma dan ovum tidak dalam waktu yang bersamaan. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi atau memotong diri. Setiap potongan tubuhnya mampu menjadi individu baru. Pada bagian kepala, di antara stigma (bintik mata) terdapat ganglion yang merupakan pusat saraf. Ganglion mengalami pemanjangan oleh saraf tepi yang menuju ke arah posterior. Antara kedua saraf tepi tersebut, akan dihubungkan oleh cabang saraf melintang, sehingga susunan sarafnya seperti tangga, oleh karena itu sistem saraf pada Planaria disebut sistem saraf tangga tali.
2. Kelas Trematoda / Cacing Isap
Hewan Trematoda memiliki tubuh yang diliputi kutikula dan tak bersilia. Pada ujung anterior terdapat mulut dengan alat penghisap yang dilengkapi kait. Tubuh dengan panjang lebih kurang 2,5 cm dan lebar 1cm serta simetris bilateral.
Trematoda termasuk hewan hemafrodit,dan sebagai parasit pada Vertebrata baik berupa ektoparasit (pada ikan) maupun sebagai endoparasit. Contoh hewan Trematoda adalah cacing hati atau Fasciola hepatica (parasit pada hati domba), Fasciola gigantica (parasit pada hati sapi) dan cacing hati parasit pada manusia (Chlonorchis sinensis) serta Schistosoma japonicum (cacing darah).
• Daur Hidup Beberapa Cacing Kelas Trematoda
• Nah, berikut ini akan diuraikan mengenai daur hidup beberapa jenis cacing yang termasuk kelas Termatoda.
• Cacing dewasa bertelur di dalam saluran empedu dan kantong empedu sapi atau domba. Kemudian telur keluar ke alam bebas bersama feses domba. Bila mencapai tempat basah, telur ini akan menetas menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium. Mirasidium akan mati bila tidak masuk ke dalam tubuh siput air tawar (Lymnea auricularis-rubigranosa).
• Di dalam tubuh siput ini, mirasidium tumbuh menjadi sporokista (menetap dalam tubuh siput selama + 2 minggu).
• Sporokista akan menjadi larva berikutnya yang disebut Redia. Hal ini berlangsung secara partenogenesis.
• Redia akan menuju jaringan tubuh siput dan berkembang menjadi larva berikutnya yang disebut serkaria yang mempunyai ekor. Dengan ekornya serkaria dapat menembus jaringan tubuh siput dan keluar berenang dalam air.
• Di luar tubuh siput, larva dapat menempel pada rumput untuk beberapa lama. Serkaria melepaskan ekornya dan menjadi metaserkaria. Metaserkaria membungkus diri berupa kista yang dapat bertahan lama menempel pada rumput atau tumbuhan air sekitarnya. Perhatikan tahap perkembangan larva Fasciola hepatica.
• Apabila rumput tersebut termakan oleh domba, maka kista dapat menembus dinding ususnya, kemudian masuk ke dalam hati, saluran empedu dan dewasa di sana untuk beberapa bulan. Cacing dewasa bertelur kembali dan siklus ini terulang lagi.
Dalam daur hidup cacing hati ini mempunyai dua macam tuan rumah yaitu:
1. siput air, yang berperan sebagai Inang perantara
2. Hewan ternak (sapi, domba, dll) Inang menetap,yaitu hewan bertulang belakang pemakan rumput
Perhatikan gambar daur hidup Fasciola hepatica berikut:
a.Daur hidup Chlonorchis sinensis (cacing hati pada manusia)
Daur hidup Chlonorchis sinensis sama seperti Fasciola hepatica, hanya saja serkaria pada cacing ini masuk ke dalam daging ikan air tawar yang berperan sebagai inang sementara. Struktur tubuh Chlonorchis sinensis sama seperti tubuh pada Fasciola hepatica hanya berbeda pada cabang usus lateral yang tidak beranting.
b. Daur hidup Schistosoma japonicum (cacing darah)
Cacing darah ini parasit pada manusia, babi, biri-biri, kucing dan binatang pengerat lainnya.Cacing dewasa dapat hidup dalam pembuluh balik (vena) perut.Tubuh cacing jantan lebih lebar dan dapat menggulung sehingga menutupi tubuh betina yang lebih ramping.Cacing jantan panjangnya 9 – 22 mm, sedangkan panjang cacing betina adalah 14 – 26 cm.
Selanjutnya diuraikan tentang daur hidup Schistosoma japonicum.
• Cacing darah ini bertelur pada pembuluh balik (vena) manusia kemudian menuju ke poros usus (rektum) dan ke kantong air seni (vesica urinaria), lalu telur keluar bersama tinja dan urine.
• Telur akan berkembang menjadi mirasidium dan masuk ke dalam tubuh siput. Kemudian dalam tubuh siput akan berkembang menjadi serkaria yang berekor bercabang. Serkaria dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman atau menembus kulit dan dapat menimbulkan penyakit Schistomiasis (banyak terdapat di Afrika dan Asia). Penyakit ini menyebabkan kerusakan dan kelainan fungsi pada hati, jantung, limpa, kantong urine dan ginjal.
3. Kelas Cestoda / Cacing pita
Ex: Taenia solium / cacing pita yang hidup pada usus babi
Taenia saginata / cacing pita yang hidup pada usus sapi
• Ciri-ciri
Cacing pita (Cestoda) memiliki tubuh bentuk pipih, panjang antara 2 - 3m dan terdiri dari bagian kepala (skoleks) dan tubuh (strobila). Kepala (skoleks) dilengkapi dengan lebih dari dua alat pengisap. Sedangkan setiap segmen yang menyusun strobila mengandung alat perkembangbiakan. Makin ke posterior segmen makin melebar dan setiap segmen (proglotid) merupakan satu individu dan bersifat hermafrodit.
Cacing ini biasanya hidup sebagai parasit dalam usus vertebrata dan tanpa alat pencernaan. Sistem eksresi terdiri dari saluran pengeluaran yang berakhir dengan sel api. Sistem saraf sama seperti Planaria dan cacing hati, tetapi kurang berkembang.
• Contoh Cestoda yaitu:
a) Taenia saginata (cacing pita pada sapi → usus manusia)
b) Taenia solium (cacing pita babi → usus manusia )
c) Choanotaenia infudibulum (dalam usus ayam)
d) Echinococcus granulosus (dalam usus anjing)
e) Dipylidium latum (menyerang manusia melalui inang protozoa)
• Selanjutnya akan diuraikan beberapa dari cacing parasit tersebut, antara lain:
a. Taenia saginata
Cacing ini parasit dalam usus halus manusia. Perbedaannya dengan Taenia solium hanya terletak pada alat pengisap dan inang perantaranya. Taenia saginata pada skoleksnya terdapat alat pengisap tanpa kait dan inang perantaranya adalah sapi. Sedangkan Taenia solium memiliki alat pengisap dengan kait pada skoleksnya dan inang perantaranya adalah babi.
• Daur hidup Taenia saginata
Dalam usus manusia terdapat proglotid yang sudah masak yakni yang mengandung sel telur yang telah dibuahi (embrio). Telur yang berisi embrio ini keluar bersama feses. Bila telur ini termakan sapi, dan sampai pada usus akan tumbuh dan berkembang menjadi larva onkoster. Larva onkoster menembus usus dan masuk ke dalam pembuluh darah atau pembuluh limpa, kemudian sampai ke otot lurik dan membentuk kista yang disebut Cysticercus bovis (larva cacing). Kista akan membesar dan membentuk gelembung yang disebut Cysticercus (sistiserkus). Manusia akan tertular cacing ini apabila memakan daging sapi mentah atau setengah matang.
Dinding Cysticercus akan dicerna di lambung sedangkan larva dengan skoleks menempel pada usus manusia. Kemudian larva akan tumbuh membentuk proglotid yang dapat menghasilkan telur. Bila proglotid masak akan keluar bersama feses, kemudian termakan oleh sapi. Selanjutnya telur yang berisi embrio tadi dalam usus sapi akan menetas menjadi larva onkoster. Setelah itu larva akan tumbuh dan berkembang mengikuti siklus hidup seperti di atas. Perhatikan gambar daur hidup Taenia saginata berikut!
b. Taenia solium
Daur hidup Taenia solium sama dengan daur hidup Taenia saginata, hanya saja inang perantaranya adalah babi. Sedangkan kista yang sampai di otot lurik babi disebut Cysticercus sellulose.
c. Coanotaenia infudibulum
Cacing pita lainnya adalah Coanotaenia infudibulum yang parasit pada usus ayam tetapi inang perantaranya adalah Arthropoda antara lain kumbang atau tungau.
d. Filum Nemathelminthes (Cacing Gilig)
Nemathelmintes. Nama yang aneh. Kalo kawan mau cari tau soal nemathelmintes, kawan bisa liat postingan ini. Berlari jauh ke pembahasan, nemathelmintes juga ternyata membahas hewan aneh juga kawan. Nemathelmintes aalah cacing gilig. Yang hidup di perairan atau tanah. Biar nggak penasaran, lebih baik kita langsung ke pembahasan.
Nemathelminthes berasal dari bahasa yunani yaitu Nema = benang, helminthes = cacing. Kenapa disebut cacing gilig??? Karena bentuknya bulat panjang seperti benang. Nemathelminthes disebut pseudoselomata atau Belum memiliki rongga tubuh sejati.
Ciri-Ciri Nemathelminthes:
• Endoparasit pada manusia dan hewan.
• Hidup bebas di perairan.
• Simetri bilateral.
• Tripoblastik pseudoselomata.
• Tubuh tertutup lapisan kutikula.
• Organ pencernaan memanjang dari anterior ke posterior.
• Diesis.
• Reproduksi secara seksual.
• Dibagi menjadi nematoda dan nematophora.
Pembagian nematode dan nematophora adalah, sbb;
1. Ascaris Lumbricoides (Cacing Perut)
Seperti namanya, cacing ini hidup di perut manusia. Ascaris lumbricoides ini bukan hemaprodit. melainkan hewan diesis atau jenis kelaminnya berbeda.
2. Ancylostoma Duodenale (Cacing Tambang)
Cacing Tambaang. Kenapa dinamakan cacing tambang?? Karena ditemukan di pertambangan daerah tropis. Hidup sebagai parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada usus halus pada manusia. Ukuran cacing tambang ini lebih kecil dari Cacing ascaris diatas. cacing ini terdapat dalam tinja manusia yang terinfeksi. Cacing ini dapat menembus kaki, dan menginfeksi orang yang tanpa menggunakan alas kaki mengijak tinja tersebut.
3. Oxyuris Vermicularis (Cacing Kremi)
Cacing kremi ukurannya sangat kecil, dan hidup di usus besar manusia. Cacing ini tidak berpengaruh besar, tapi cukup mengganggu. Infeksi cacing kremi ini tidak memerlukan perantara. Telur cacing kremi ini dapat masuk ke tubuh kita dengan cara tertelan melalui makanan atau pernafasan.
Berikut Contoh Nematoda:
• Ascaris Lumbricoides.
• Oxyuris vermicularis.
• Wuchereria bancrofti
• Heterodera radicicola
• Loa loa
Contoh Nematophora:
• Gordius sp
• Nectonema sp
Beberapa jenis Nematoda yang merugikan, yaitu:
1) Ascaris lumbricoides, hidup sebagai parasit pada usus halus manusia. Larvanya masuk bersama–sama makanan.
2) Necator americanus, parasit pada manusia, larva masuk dengan cara menembus kulit kaki.
3) Oxyuris vermicularis, cacing kremi, larvanya masuk bersama makanan. Cacing betina saat bertelur menuju anus.
4) Wucheria bancroftidan Filaria brancrofti, hidup parasit pada pembuluh limfa manusia, menyebabkan penyakit Filariasis atau elephantiasis (kaki gajah), vektornya nyamuk Culex
e. Filum Annelida
• Ciri umum
Bertubuh gilig, tersususn atas ruas – ruas atau segmen, pada setiap segmen terdapat alat tubuh yang sama dan disebut dengan metameri, pada setiap ruas terdapat rambut halus ataua setae, triploblastik, hidup di darat atau di air .
• System tubuh
1. System pencernaan : mempunyai usus dan anus yang berfungsi dengan sempurna
2. System respirasi dengan menggunakan seluruh permukaan tubuh melalui proses difusi
3. System ekskresi dengan menggunakan nefridium
4. System peredaran darah tertutup yang artinya darah beredar melalui pembuluh darah, fungsi darah yaitu mengangkut hasil metabolism ke seluruh tubuh
5. System syaraf berupa ganglion otak sebagai pengganti otak yang sesungguhnya dengan serabut syaraf yang membentuk susunan tangga tali
6. System gerak dengan menggunakan konstraksi otot – otot tubuh atau dengan menggunakan rambut halus pada kulitnya (setae)
7. System reproduksi, karena Annelida tergolong hermafrodit maka reproduksinya dilakukan dengan cara peleburan sel sperma dan ovum dengan menggunakan klitelum sebagai organ kopulasi dan membentuk cocon ( kepompong) untuk melindungi telurnya.
• Klasifikasi
Annelida dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu
1. Kelas Polychaeta
Polychaeta merupakan cacing berambut banyak, hidup dilaut, pada tiap ruas tubuhnya terdapat parapodia ( kaki berdaging) yang ditumbuhi banyakrambut atau setae, kepalanya mempunyai tentakel, mata dan mulut dengan rahang. Contoh :
- Lysidice olele ( cacing wawo)
- Eunice viridis ( cacing palolo)
- Nereis virens ( kelabang laut)
- Arenicola sp.
2. Kelas Olygochaeta
Merupakan cacing berambut sedikit, tanpa parapodia dan alat peraba, hidup diair tawar, hermaprodit, tubuh bulat panjang. Contoh :
- Pheretima sp. ( cacing tanah Asia)
- Lumbricus sp. ( cacing tanah Eropa dan Amerika)
- Moniligaster houtenii
- Perichaeta musica
3. Kelas Hirudineae
Merupakan cacing berambut sedikit, tanpa parapodia dan alat peraba, hidup di air tawar, hermafrodit dan tubuh bulat panjang, saprofit ( bila hidup di dalam tanah), mempunyai klitelum sebagai organ kopulasi yang menghasilkan sel telur dan sel sperrma. Contoh ;
- Hirudo medicinalis ( lintah)
- Haemodipsa javanica ( pacet, menempel pada daun)
4. Fungsi Annelida bagi Manusia
- Membantu menyuburkan tanah ( cacing tanah)
- Hirudo, menghasilkan zat anti koagulan / anti pembekuan darah
- Sebagai sumber protein (cacing wawo dan cacing palolo)
- Sebagai makanan ternak ( cacing tanah)
f. Filum Mollusca
• Ciri-ciri Mollusca
Mollusca berarti hewan yang bertubuh lunak. Sering kita jumpai hewan ini, baik di darat ataupun perairan. Hewan ini memiliki sifat kosmopolit, artinya hewan ini terdapat di mana-mana. Hewan ini sebagian besar dilindungi oleh cangkang meskipun ada juga yang tidak memiliki cangkang. Mollusca sudah memiliki sistem pencernaan, peredaran darah, respirasi, ekskresi, reproduksi, dan juga sistem saraf.
• Klasifikasi
Mollusca dibagi menjadi 5 kelas, yaitu:
a. Amphineura
Gambar struktur alat dalam amphineura
Saat ini sudah dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu:
1) Aplacophora (tidak bercangkang)
2) Monoplacophora (bercangkang tunggal/satu sisi)
3) Polyplacophora.
Hewan ini memiliki ciri-ciri, yaitu cangkangnya memiliki susunan yang bertumpuk-tumpuk seperti susunan genting, hidupnya melekat di dasar perairan. Pada mulutnya dilengkapi dengan lidah parut atau radula. Contohnya adalah Chiton.
b. Bivalvia
Gambar struktur alat dalam kerang
Hewan ini disebut sebagai bivalvia karena tubuhnya dilindungi oleh angkangnya yang setangkup, memiliki tubuh simetri bilateral. Hewan golongan ini bernapas dengan insang yang berlapis-lapis yang berbentuk seperti lembaran sehingga disebut juga sebagai Lamelibranchiata (lamela = lembaran, branchia = insang). Dari celah cangkangnya akan keluar kaki yang pipih seperti mata kapak sehingga hewan ini disebut juga Pelecypoda (pelecy = pipih, podos = kaki). Di bagian bawah cangkang terdapat mantel, yang terdiri atas jaringan khusus yang digunakan untuk membungkus alat-alat dalam, seperti alat pencernaan, alat reproduksi, insang, saraf ataupun jantung. Sistem peredaran darahnya terbuka. Di bagian belakang mantel ada sifon yang digunakan untuk jalan masuk dan keluarnya air. Salah satu contoh hewan yang termasuk dalam kelas ini adalah Maleagrina margaritivera (kerang mutiara).
Cangkang kerang terdiri atas 3 lapisan, yaitu:
1) Lapisan periostrakum, merupakan lapisan paling luar dan tersusun atas zat tanduk.
2) Lapisan prismatik, merupakan lapisan tengah yang tebal, terdiri atas zat kapur.
3) Lapisan nakreas, merupakan lapisan paling dalam yang tersusun atas zat-zat kapur yang halus. Lapisan ini disebut juga sebagai lapisan mutiara. Contoh spesies yang lain adalah: Asaphis detlorata (remis), Pecten, Ostrea (tiram)
c. Gastropoda
Sesuai dengan namanya, gaster artinya perut dan podos adalah kaki, Gastropoda adalah anggota phylum Mollusca yang menggunakan perut sebagai kaki atau berjalan dengan menggunakan perutnya. Semua Gastropoda memiliki cangkang sebagai pelindung kecuali Vaginulae. Contoh spesiesnya adalah Achatina fulica (bekicot). Bekicot merupakan hewan hermafrodit, alat reproduksinya adalah ovotestes. Alat ini mampu menghasilkan ovum dan sperma, namun dalam fertilisasinya tetap membutuhkan individu lain. Alat pernapasannya adalah insang untuk yang hidup di perairan dan paru-paru untuk yang hidup di darat. Memiliki sistem peredaran darah terbuka dan memiliki sistem pencernaan makanan yang sempurna. Pada mulut terdapat alat-alat, seperti rahang, gigi parut (radula), dan lidah. Memiliki dua pasang antena, sepasang antena panjang yang dilengkapi bintik mata untuk membedakan gelap dan terang serta sepasang antena pendek sebagai indra peraba dan pembau. Contoh-contoh yang lain adalah: Lymnaea (siput), Melania (sumpil).
d. Schapopoda
Hewan ini hidupnya ada di dasar perairan atau terpendam dalam pasir atau lumpur. Contoh spesiesnya adalah Dentalium vulgare. Cangkang hewan ini mirip dengan bentuk gading namun memiliki ujung yang terbuka.
e. Chepalopoda
Gambar cumi cumi, gurita dan sotong
Hewan- hewan yang tergolong kelas Chepalopoda adalah hewan yang memiliki kaki yang terdapat di kepala. Chepal artinya kepala dan podos artinya kaki. Memiliki sistem peredaran darah terbuka. Sistem reproduksi dengan peleburan antara sperma dan ovum, jadi ada hewan jantan dan betina. Bergerak dengan menggunakan tentakel atau lengan yang terdapat di kepala. Kecuali pada Nautilus, Chepalopoda memiliki kantong tinta yang dapat digunakan untuk mempertahankan diri dari pemangsa. Contoh: Loligo (cumi-cumi), sotong, Octopus (gurita), Nautilus. Nautilus mempertahankan diri dengan merubah warna kulitnya sesuai dengan warna tempat lingkungan hewan ini berada.
• Peranan Mollusca
Dalam kehidupan sehari-hari peranan Mollusca antara lain sebagai sumber protein hewani (contohnya bekicot dan kerang) dan sebagai bahan hiasan (contohnya cangkang kerang laut) dan penghasil mutiara. Selain itu, ada juga yang merugikan, yaitu Teredo navalis yang merusak kayu pada kapal dan juga sebagai inang antara dari cacing parasit dan juga hama tanaman (contohnya siput).
g. Filum Arthropoda
Kata Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthros artinya ruas atau buku atau sendi dan podos artinya kaki. Jadi, Arthropoda adalah hewan yang kakinya beruas-ruas. Di dunia ini sebagian besar hewan yang tersebar di atas bumi adalah anggota phylum Arthropoda.
• Ciri-ciri Arthropoda
Tubuh Arthropoda beruas-ruas, dan terbagi atas caput atau kepala, thorax atau dada, dan abdomen atau perut. Memiliki eksoskeleton (rangka luar) yang tersusun atas zat kitin. Sistem peredaran darah terbuka, dalam darah tidak mengandung hemoglobin, sehingga darah hanya berfungsi mengedarkan sari-sari makanan dan oksigen diedarkan melalui sistem trakea. Arthropoda ada yang bernapas dengan trakea, insang, paru-paru buku, dan difusi melalui seluruh permukaan tubuh. Alat ekskresi berupa badan malphigi dan nefridia. Reproduksi secara seksual dengan peleburan gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum). Memiliki simetri tubuh bilateral, yaitu apabila dibelah dari satu sumbu hanya menghasilkan sisi kanan dan sisi kiri.
• Klasifikasi Arthropoda
Klasifikasi Arthrophoda dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
a. Crustaceae
o Ciri-ciri Crustaceae
Crustaceae berasal dari kata crusta yang berarti berkulit keras. Tubuh terbagi atas 2 bagian , yaitu sefalotoraks (kepala, dada) dan abdomen ( perut). Tubuh dilindungi oleh eksoskeleton ( karapaks ) yang tersusun dari zat kitin. Waktu makan udang, bagian inilah yang biasanya dibuang. Udang memiliki 5 pasang kaki di sefalotoraks dan 5 pasang kaki pada abdomen, sepasang kaki pertama yang memiliki bentuk seperti capit, disebut keliped yang digunakan untuk mempertahankan diri dan memegang mangsa. Empat pasang kaki berikutnya adalah kaki yang digunakan untuk berjalan, disebut juga pereipoda, 5 pasang kaki yang terletak pada bagian perut digunakan untuk berenang atau biasa disebut sebagai pleopoda. Habitat di perairan, baik air tawar ataupun air laut. Crustaceae merupakan hewan omnivora, makanannya berupa tumbuhan ataupun hewan-hewan kecil yang ada di perairan. Memiliki sistem peredaran darah terbuka, jadi darah yang beredar dalam tubuhnya tidak melalui pembuluh melainkan langsung beredar ke dalam ronggarongga yang ada dalam tubuhnya. Pada bagian kepala terdapat dua pasang antena. Sepasang antena pendek dilengkapi dengan stigma atau bintik mata yang berfungsi untuk membedakan antara gelap dan terang, serta sepasang antena panjang sebagai indra peraba yang dilengkapi dengan statolit yang berfungsi untuk keseimbangan badan waktu berada di perairan.
o Klasifikasi Crustaceae
a) Entomostraca
Merupakan Crustaceae tingkat rendah ( zooplankton). Dibagi dalam 4 kelas: Branchiopoda, Ostracoda, Copepoda, dan Cirripedia
b) Malacostraca
Gambar salah satu contoh malacostraca
Merupakan Crustaceae tingkat tinggi. Dibagi dalam 3 kelas : Isopoda, Stomatopoda, dan Decapoda Contohnya adalah udang, kepiting, lobster, dan rajungan.
b. Myriapoda
Tubuh Myriapoda tersusun atas caput (kepala) dan abdomen (perut) (tak punya dada). Tubuh terdiri dari 10 – 200 ruas dan tiap ruas terdapat 1 pasang kaki sehingga disebut hewan berkaki seribu. Respirasi dengan trakea yang bermuara pada spirakel yang ada di bagian sisi kanan dan kiri sepanjang tubuhnya. Sistem saraf tangga tali dengan sepasang ganglion sebagai otaknya.
• Myriapoda terbagi menjadi 2 ordo, yaitu:
1) Chilopoda
Setiap ruas tubuh memiliki sepasang kaki. Chilopoda merupakan hewan yang beracun yang dapat mematikan mangsanya dengan racun yang dimiliki tersebut. Contohnya Scolopendra subspinipes (lipan)
2) Diplopoda
Berbeda dengan Chilopoda, kalau pada Diplopoda setiap ruas pada tubuhnya memiliki 2 pasang kaki. Termasuk detritivor, yaitu hewan pemakan sisa-sisa sampah. Contohnya adalah Julus teristris (luwing). Apabila hewan ini dalam keadaan bahaya atau merasa terganggu akan menggulung badannya untuk mempertahankan diri.
c. Arachnoidea
Tubuh Arachnoidea terdiri dari sefalotoraks (kepala dada menyatu) dan abdomen (perut). Pada bagian dorsal tubuhnya memiliki perisai karapaks yang tersusun atas zat kitin. Hewan ini memiliki 4 pasang kaki yang terdapat di dada yang dipergunakan untuk berjalan. Di bagian kepala memiliki 2 pasang alat mulut, yaitu sepasang alat sengat (chelicera) yang dipergunakan untuk melumpuhkan mangsa dan alat capit (pedipalpus) yang dipergunakan untuk memegang mangsanya. Respirasi dengan paruparu buku, pada bagian ventral tubuhnya terdapat lubang atau pori-pori yang merupakan muara dari paru-paru buku. Sistem peredaran darah yang dimiliki adalah sistem peredaran darah terbuka karena darah mengalir tanpa melewati pembuluh darah. Seperti halnya dengan Arthropoda yang lain, Arachnoidea juga memiliki sistem saraf tangga tali. Alat ekskresi yang dimiliki berupa badan malphigi. Khusus pada ordo Arachnida, pada daerah posterior terdapat dua lubang yang berfungsi sebagai tempat keluarnya jaring disebut sebagai spineret.
• Klasifikasi Arachnoidea:
a) Scorpionida, contoh: kalajengking.
b) Arachnida, contoh: labah-labah.
c) Acarina, contoh: caplak, tungau.
d. Hexapoda (Insecta)
Insecta merupakan kelompok hewan yang memiliki jumlah anggota paling banyak dan daerah persebarannya sangatlah luas, hampir di semua tempat serangga bisa hidup atau disebut juga memiliki sifat kosmopolit. Tubuh tersusun atas caput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut). Perut terdiri 11 segmen, pada segmen ke-9 dan 10 terdapat alat kelamin, yaitu ovopositor yang dipergunakan untuk meletakkan telur. Respirasi dengan trakea, sistem trakea yang ada pada tubuhnya bermuara pada pori-pori kecil yang ada di kanan kiri sistem tubuhnya atau disebut sebagai spirakel. Sistem peredaran darah terbuka dan alat ekskresi berupa badan malphigi. Contoh hewan ini adalah belalang.
Gambar belalang
• Pada kepala belalang yang terdiri atas enam segmen terdapat alat-alat sebagai berikut:
a) Mata, pada belalang memiliki 2 macam mata, yaitu mata tunggal (oselus) dan mata majemuk (facet).
b) Antena, berguna sebagai alat indra pembau.
c) Mulut, dipergunakan untuk makan.
Darah belalang tidak berwarna merah karena dalam darahnya tidak mengandung hemoglobin, namun darahnya berwarna hijau kebiruan karena dalam darahnya mengandung hemosianin. Oleh karena itu, darah belalang tidak berfungsi untuk mengedarkan oksigen tapi untuk mengedarkan sari-sari makanan. Oksigen dalam tubuhnya diedarkan oleh sistem trakea. Dalam proses pertumbuhan menuju kedewasaannya, serangga mengalami proses perubahan wujud dari telur sampai menjadi hewan dewasa atau disebut sebagai metamorfosis.
• Metamorfosis ada 2 macam, yaitu:
a) Metamorfosis sempurna
Telur menjadi larva (ulat) menjadi pupa (kepompong) menjadi imago (hewan - dewasa). Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna antara lain lebah dan kupu-kupu.
b) Metamorfosis tak sempurna
Telur menjadi nimfa (hewan muda) menjadi imago (dewasa). Contoh hewan me-ngalami metamorfosis tidak sempurna antara lain belalang dan jangkrik.
• Klasifikasi Insecta
(1) Apterygota, yaitu serangga yang tidak memiliki sayap, contohnya adalah kutu buku (Lepisma).
(2) Pterygota, yaitu serangga yang memiliki sayap. Pterygota dibagi menjadi 10 ordo, yaitu:
(a) Odonata, contoh capung.
(b) Orthoptera, contoh belalang sembah (Stagmomantis), orong-orong (Grylotalpa), jangkrik (Acheta domestica).
(c) Isoptera, contohnya adalah laron.
(d) Hemiptera, contohnya adalah walang sangit.
(e) Homoptera, contohnya adalah kutu daun dan kutu kepala.
(f) Coleoptera, contohnya adalah kepik, kumbang kelapa.
(g) Lepidoptera, contohnya adalah kupu-kupu.
(h) Diptera, contohnya adalah nyamuk.
(i) Siphonoptera, contohnya adalah kutu anjing.
(j) Hymenoptera, contohnya adalah lebah madu (Apis cerana).
• Tipe mulut serangga
(1) Tipe orthopteran: mandibula keras, menggigit dan mengunyah, contoh belalang.
(2) Tipe hemipteran: punya 4 alat penusuk (stilet), contoh kutu busuk dan wereng.
(3) Tipe anopluran: punya 3 stilet, menusuk dan mengisap, contoh kutu pengisap darah.
(4) Tipe dipteran: mulut untuk menusuk dan menjilat, contoh nyamuk dan lalat.
(5) Tipe hymenopteran: pengisap, contoh lebah.
(6) Tipe lepidopteran: mulut seperti belalai untuk mengisap, contoh kupu-kupu.
gambar tipe tipe mulut serangga
• Peranan serangga
(1) Penghasil madu.
(2) Ulat sutra penghasil sutra.
(3) Serangga predator hama (membantu membasmi serangga).
(4) Membantu penyerbukan.
• Serangga yang merugikan
(1) Wereng padi (hama padi).
(2) Kumbang kelapa merusak tanaman kelapa.
(3) Nyamuk dan lalat menyebarkan penyakit.
(4) Kutu busuk dan kutu kepala menghisap darah.
h. echinodermata
Berasal dari kata Echinos yang berarti duri dan dermal yang berarti kulit, jadi Echinodermata adalah hewan berkulit duri.
• Ciri – ciri Echinodermata :
1. berkulit duri
2. triploblastik selomata
3. tubuh simetris bilateral pada saat larva, dan simetris radial pada saat dewasa
4. alat gerak berupa kaki ambulakral (kaki tabung)
5. memiliki sistem saluran air yang di sebut sistem ambulakral (selain sebagai alat
gerak, juga dapat digunakan sebagai alat bernapas, dan membuka mangsa)
6. tubuhnya berkelipatan lima
7. sistem pencernaannya sudah sempurna
8. alat kelaminnya terpisah / dioceus
9. alat pernapasanya berupa paru-paru kulit (papulae), ada juga yang dengan kaki
mbulakral
10. sistem saraf terdiri dari cincin-cincin saraf
• Klasifikasi Echinodermata:
Arthopoda dibagi menjadi 5 kelas :
1. Asteroidea
2. Echinoidea
3. Ophiuroide
4. Crinoidea
5. Holoturoidea
Gambar. (a) Bintang laut; (b) Bintang ular laut; (c) Mentimun laut; (d) Bulu babi
• Sistem Tubuh Echinodermata
1. Sistem Ambulakral
Untuk memudahkan dalam mempelajari sistem ambulakral pada hewan Echinodermata, Anda perhatikan gambar bintang laut (Asterias forbesi) berikut!
Gambar. Struktur tubuh bintang laut
Kemudian apa yang disebut sistem ambulakral? Sistem ambulakral sebenarnya merupakan sistem saluran air.
Sistem saluran air ini terdiri atas:
a. Madreporit, merupakan lubang tempat masuknya air dari luar tubuh.
b. Saluran batu
c. Saluran cincin
d. saluran radial, meluas ke seluruh tubuh.
e. Saluran lateral
f. Ampula
g. Kaki tabung
Gambar . Sistem ambulakral pada Echinodermata
• Filum Echinodermata dibagi menjadi beberapa kelas yaitu:
1. Asteroidea
Asteroidea sering disebut bintang laut. Sesuai dengan namanya itu, jenis hewan ini berbentuk bintang dengan 5 lengan. Di permukaan kulit tubuhnya terdapat duri-duri dengan berbagai ukuran. Hewan ini banyak dijumpai di pantai. Ciri lainnya adalah alat organ tubuhnya bercabang ke seluruh lengan. Perhatikan gambar dibawah ini.
Mulut terdapat di permukaan bawah atau disebut permukaan oral dan anus terletak di permukaan atas (permukaan aboral). Kaki tabung tentakel (tentacle) terdapat pada permukaan oral. Sedangkan pada permukaan aboral selain anus terdapat pula madreporit. Madreporit adalah sejenis lubang yang mempunyai saringan dalam menghubungkan air laut dengan sistem pembuluh air dan lubang kelamin.
2. Echinoidea
Jika Anda jalan-jalan di pantai, hati-hati dengan binatang ini karena tubuhnya dipenuhi duri tajam. Duri ini tersusun dari zat kapur. Duri ini ada yang pendek dan ada pula yang panjang seperti landak. Itulah sebabnya jenis hewan ini sering disebut landak laut. Jenis hewan ini biasanya hidup di sela-sela pasir atau sela-sela bebatuan sekitar pantai atau di dasar laut. Tubuhnya tanpa lengan hampir bulat atau gepeng.
Gambar. Bulu babi
Ciri lainnya adalah mulutnya yang terdapat di permukaan oral dilengkapi dengan 5 buah gigi sebagai alat untuk mengambil makanan. Hewan ini memakan bermacam-macam makanan laut, misalnya hewan lain yang telah mati, atau organisme kecil lainnya. Alat pengambil makanan digerakkan oleh otot yang disebut lentera arisoteteles. Sedangkan anus, madreporit dan lubang kelamin terdapat di permukaan atas.
3. Ophiuroidea
Hewan ini jenis tubuhnya memiliki 5 lengan yang panjang-panjang. Kelima tangan ini juga bisa digerak-gerakkan sehingga menyerupai ular. Oleh karena itu hewan jenis ini sering disebut bintang ular laut (Ophiuroidea brevispinum)
Gambar. Bintang ular laut
Coba Anda perhatikan gambar di atas! Mulut dan madreporitnya terdapat di permukaan oral. Hewan ini tidak mempunyai anus, sehingga sisa makanan atau kotoran-nya dikeluarkan dengan cara dimuntahkan melalui mulutnya. Hewan ini hidup di laut yang dangkal atau dalam. Biasanya bersembunyi di sekitar batu karang, rumput laut, atau mengubur diri di lumpur/pasir. Ia sangat aktif di malam hari. Makanannya adalah udang, kerang atau serpihan organisme lain (sampah).
4. Crinoide
Jika Anda pernah menyelam ke dasar laut, mungkin Anda mengira jenis hewan Crinoidea ini adalah tumbuhan. Memang sekilas hewan ini mirip tumbuhan bunga. Ia memiliki tangkai dan melekat pada bebatuan, tak beda seperti tumbuhan yang menempel di bebatuan. Ia juga memiliki 5 lengan yang bercabang-cabang lagi mirip bunga lili. Oleh karena itu hewan ini sering disebut lili laut (Metacrinus sp)
Gambar. Lilia laut
Ciri lainnya mulut dan anus hewan ini terdapat di permukaan oral dan tidak mempunyai madreporit. Hewan ini sering ditemukan menempel dengan menggunakan cirri (akar) pada bebatuan di dasar laut. Ia juga bisa berenang bebas, sehingga jika lingkungan tidak menguntungkan akan pindah dan menempel pada tempat lain. Jenis lainnya adalah Antedon tenella, dengan tubuhnya kecil-kecil, bentuk piala disebut calyx (kaliks) tanpa tangkai
5. Holoturoid
Hewan jenis ini kulit durinya halus, sehingga sekilas tidak tampak sebagai jenis Echinodermata. Tubuhnya seperti mentimun dan disebut mentimun laut atau disebut juga teripang. Hewan ini sering ditemukan di tepi pantai. Gerakannya tidak kaku, fleksibel, lembut dan tidak mempunyai lengan. Rangkanya direduksi berupa butir-butir kapur di dalam kulit. Mulut terletak pada ujung anterior dan anus pada ujung posterior (aboral). Di sekeliling mulut terdapat tentakel yang bercabang sebanyak 10 sampai 30 buah. Tentakel dapat disamakan dengan kaki tabung bagian oral pada Echinodermata lainnya. Tiga baris kaki tabung di bagian ventral digunakan untuk bergerak dan dua baris di bagian dorsal berguna untuk melakukan pernafasan. Selain itu pernafasan juga menggunakan paru-paru air. Holoturoidea tidak memiliki lengan.
Kebiasaan hewan ini meletakkan diri di atas dasar laut atau mengubur diri di dalam lumpur/pasir dan bagian akhir tubuhnya diperlihatkan. Jika Anda mengganggunya biasanya ia mengkerut. Coba perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar . Teripang / mentimun laut (Thyone briareus)
• Peran Echinodermata
Bagaimana jadinya jika di laut tidak ada hewan Echinodermata. Para ahli biologi membayangkan mungkin di laut akan menjadi limbah raksasa yang penuh dengan benda berbau busuk. Laut bisa bersih seperti sekarang ini antara lain merupakan jasa hewan Echinodermata. Hewan ini adalah pemakan bangkai, sisa-sisa hewan, dan kotoran hewan laut lainnya. Oleh karena itu hewan ini sering disebut sebagai hewan pembersih laut/pantai.
Hewan Echinodermata juga dapat dijadikan sebagai bahan makanan. Misalnya mentimun laut setelah dikeringkan dijadikan bahan sup atau dibuat kerupuk. Juga telur bulu babi sangat enak untuk dimakan. Jika Anda ingin mencobanya, silahkan! Jenis hewan ini juga sering dijadikan sebagai barang hiasan/koleksi binatang laut yang indah.
Di samping itu Echinodermata juga bisa merugikan, karena hewan laut ini sebagai pemakan tiram/kerang mutiara. Juga ada diantara jenis bintang laut yang memakan binatang karang sehingga banyak yang mati.